Pernah kudengar sajak tentang kesetiaan. Bahwa setia bukan lah dia yang tidak pernah tergoda, tapi setia adalah dia yang ketika tergoda dia tau tempat dimana ia kembali. Seperti kata adila darma, rumah tidak hanya empat dinding yang dijadikan satu, kadang kala rumah adalah seseorang yang membuat kita merasa ingin kembali.
Dulu.. Jauh sebelum ini, sebelum ku baca sajak itu. Aku berfikir bahwa setia adalah dirimu yang selalu memandangku. Tak pernah sedikitpun goyah karena sesuatu. Apapun yang terjadi dirimu akan tetap memandangku. Tak peduli bagaimana kenyataan yang menghampiri. Bagaimana indah dan banyaknya yang menginginkan dirimu. Itulah setia menurutku dulu.
Tapi setelah kubaca sajak tentang kesetiaan itu, kini aku tau bahwa dirimu memang benar setia. Banyaknya yang menginginkan dirimu. Saat hatimu mulai tergoyah, kamu tau bahwa aku adalah tempatmu kembali.
Pernah memang kita salah, kusalah memahamimu dan kau salah dengan perbuatanmu. Tapi aku yakin hatimu satu. Satu dan untuk diriku. Tinggal harapan kepadaNya lah agar kita mampu menjadi satu. Beradu rindu dalam lantunan doa yang syahdu.
Percayalah tentang ini, tentang kesetiaan yang kita miliki. Mungkin kita tak pernah berjanji untuk selalu menemani disisi. Tapi tetaplah berusaha demi kita agar Allah dan semesta merestui.
Selasa, 11 April 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar