Sabtu, 01 April 2017

Hati-hati dengan cemburumu

Ketika hujan membawaku pada sebuah lamunan tentang masa lalu. Tetesan demi tetesan menenggelamkan ku pada sebuah cerita tentang kepahitan rasa cinta. Entah ini sebuah cinta yang tulus atau sebuah kecemburuan yang tidak wajar.
Sepertinya aku terjerat pada trauma untuk kehilanganmu, lagi. Rasanya begitu sulit untuk bisa bersikap biasa ketika melihatmu tertawa dan bercengkrama dengan perempuan lain. Apa aku yang terlalu berlebihan menjagamu? Atau ini sebuah rasa yang wajar untuk bisa menjagamu lebih baik lagi?
Aku tak membiarkanmu untuk tinggal diam dalam sangkar ku yang punya. Aku pun ingin engkau mampu terbang bebas menjelajahi berbagai belahan dunia yang ingin jau tapaki. Tapi apakah kau mau untuk bisa terus terbang mengajakku? Menjadikanku sebagai penawarmu ketika sayapmu mulai lelah.
Marah dan cemburu ketika melihat pria yang dicintai bercengkrama dan tertawa bahagia dengan perempuan lain adalah hal yang lumrah. Tapi ketika rasa cemburu itu meluap terlalu besar apakah itu akan membawa kebaikan?
Sungguh, pada hati ini tak ingin aku tanamkan rasa benci pada siapapun. Aku ingin menjadi teman untuk teman-temanmu. Aku tak ingin menjauhkanmu pada duniamu dengan teman-temanmu. Tapi, sekali lagi kusampaikan aku belum mampu untuk bisa bersikap wajar.
Sungguh... Dalam benak ini pun rasanya ingin menolak. Inginku hidup damai dengan masa lalu, bahkan pada masa sekarang yang masih akan terus terjadi, masa depan yang akan kita mulai.
Pernah terbesit dalam pikiran..
apa ini karena cintaku yang salah? Cinta yang seharusnya kutumbuhkan belum pada saatnya.
Ya tuhan, jangan jadikan aku sebagai golongan yang hatinya telah mati. Aku tau ini salah, kucintaiMu dan kucintai ciptaanmu. Saat itulah jiwa ini mulai maju mundur tak beraturan. Ketika aku mampu maju satu langkah, namun berikutnya aku harus munduh dua langkah. Begitu seterusnya. Apa yang harus ku perbuat?
Senantiasa ku berdoa untuk dijauhkan dari segala penyakit hati. Agar aku tak ingin menyakiti orang-orang yang tak mengerti kenapa mereka harus dibenci. Sungguh, tidak ada seorangpun yang menginginkan membenci siapapun. Maafkanlah aku yang masih jauh dari kebaikan dan kesempurnaan untuk bisa memuliakan teman-teman dan saudari-saudari ku.
Dan... Pada saat hati ini mulai terpancing untuk menunjukkan amarahnya, aku hanya ingin tuhan bersedia menjaga cinta yang ada dalam hatiku dan hatimu. Mengendalikan ku dari akuhnya hati dan kesombongan diri. Hati yang sanggup membenci seseorang. Menjadi kan hati lebih menghargai diri dan lembutnya jiwa. Bantulah aku untuk bisa lebih memahami mu dan lingkunganmu. Agar aku mampu mendampingimu dan terbang lagi bersamamu.

0 komentar:

Posting Komentar