Ini memang
bukan pertama kalinya aku menulis dengan perasaan dimana aku begitu
merindukanmu..
Banyak
sajak-sajak yang telah kutuliskan yang menggambarkan betapa merindunya aku saat
raga ini benar-benar jauh. Tetapi aku rasa, tulisanku kali inilah yang paling
akan mewakili kerinduanku dalam kondisi yang baru. Masa-masa yang telah
dijalani, baru pernah kali ini kita ada dalam kondisi dimana tidak ada alat
komunikasi diantara kita. Ini bukan karena permasalahan, tapi ini karena memang
tuntutan tugas. Ya, aku menyadarinya dan itu bukan menjadi perkara besar.
Namun, apalah daya jika hati ini benar-benar merasa sepi. Jangankan suara,
tanpa pesanpun ada..
taa..
taaa..
tatatata..
rindu ini
semakin terasa ketika teringat ucapanmu yang memintaku pulang, namun waktu yang
belum tepat. Ditambah lagi ku putar lagi rekaman yang telah kau berikan padaku.
aku tau ini hanya beberapa hari, dan aku pun tak menyalahkan siapa-siapa. Kan
sudah ku bilang, ini hanya tentang rindu..
apa kau
merindukanku juga?
aku memang merindukanmu, namun aku lebih
percara denganmu karena kamu disana juga untuk tugasmu dan kebaikanmu. Aku
mendukungmu. Ini pun bukan masalah tentang kegiatanmu, ini hanya tentang rindu
tanpa kabarmu. Bukan pula ku marah, ini hanya rindu.
Apapun yang
sedang kamu lakukan disana, jaga dirimu baik-baik, jaga kesehatan badan dan
hatimu, karena aku yakin ada manfaat yang kamu ambil dalam tugas itu. Apa pun
yang terjadi pula, selalu ingatlah dengan tuhanmu.. karena aku disinipun
mendoakanmu, mendoakan yang terbaik untukmu..
Tak perlu
khawatir, aku disini baik-baik saja. Melakukan kegiatan yang seperti biasanya
aku ceritakan padamu. Cepatlah tiba, hari dimana kita bisa berkomunikasi lagi,
aku ingin mendengar ceritamu, sekecil apapun, dan akupun ingin bercerita
padamu, sekecil apapun itu. Bercerita yang hanya biasanya kuceritakan padamu.
0 komentar:
Posting Komentar